Connect with us

Beranda

Penutupan KKN Universitas Negeri Malang 2024: Mahasiswa Dampingi Warga Desa Ngadirejo Tingkatkan Literasi Digital Dan Teknologi Pertanian

Published

on

Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang (UM) resmi mengakhiri program KKN mereka di Desa Ngadirejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek. Acara penutupan ini berlangsung di Balai Desa Ngadirejo dan dihadiri oleh perangkat desa, tokoh masyarakat, serta perwakilan warga setempat yang dengan antusias memberikan apresiasi atas kontribusi yang diberikan oleh mahasiswa selama lebih dari satu bulan. Program KKN ini bertujuan untuk mendampingi masyarakat dalam meningkatkan literasi digital dan memperkenalkan inovasi teknologi dalam sektor pertanian.

Selama program berlangsung, mahasiswa KKN UM bekerja sama dengan warga setempat melalui berbagai program pemberdayaan dengan tema besar “Peningkatan Keterampilan Digital dan Efisiensi Pertanian Berbasis Internet of Things (IoT).” Dengan semangat kolaborasi, mahasiswa tidak hanya memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat namun juga mendampingi mereka dalam menerapkan teknologi modern yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas desa. Program ini tidak hanya memberikan dampak langsung bagi warga, namun juga membuka cakrawala baru tentang pentingnya pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Sosialisasi Literasi Digital untuk Masyarakat dan Pelajar

Salah satu program unggulan yang dilaksanakan adalah Sosialisasi Literasi Digital, yang menyasar berbagai kelompok masyarakat, mulai dari orang dewasa hingga para pelajar. Sosialisasi ini diadakan di Balai Desa Ngadirejo dan SMP Al Ikhsan Pogalan, dengan topik yang mencakup penggunaan media sosial secara bijak, keamanan digital, serta pengenalan dasar-dasar kecerdasan buatan (AI). Melalui sosialisasi ini, masyarakat diajak untuk lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial dan menjaga keamanan data pribadi mereka di dunia maya.

Para siswa juga mendapatkan pelatihan tentang kecerdasan buatan sebagai gambaran akan perkembangan teknologi yang cepat. Kegiatan ini disambut antusias oleh warga dan siswa, yang terlihat sangat tertarik dengan materi yang diberikan. “Saya jadi lebih paham cara aman menggunakan media sosial. Penting banget biar nggak kena penipuan atau penyalahgunaan data,” ungkap salah satu siswa yang ikut dalam pelatihan.

Implementasi Sistem Irigasi Berbasis IoT untuk Pertanian

Selain meningkatkan keterampilan digital, mahasiswa KKN juga menginisiasi penggunaan teknologi IoT dalam sektor pertanian. Salah satu inovasi yang diimplementasikan adalah Sistem Deteksi Kelembapan Tanah Berbasis IoT yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi irigasi di lahan pertanian. Dengan sistem ini, kelembapan tanah dapat dipantau secara real-time melalui sensor yang terhubung dengan aplikasi, sehingga para petani dapat menyesuaikan jadwal penyiraman sesuai dengan kebutuhan. Para petani yang mencoba sistem ini menyampaikan bahwa teknologi ini membantu mereka dalam menghemat air dan meningkatkan hasil panen.

“Biasanya kami harus menebak kapan waktunya menyiram. Tapi dengan alat ini, kami bisa lebih tepat menentukan kapan dan seberapa banyak air yang diperlukan tanaman,” ujar salah seorang petani yang telah mencoba teknologi tersebut. Inovasi ini diharapkan menjadi solusi yang dapat diadopsi oleh lebih banyak petani di desa tersebut dan sekitarnya untuk menghadapi tantangan ketersediaan air dan perubahan iklim.

Apresiasi dari Pihak Desa dan Harapan ke Depan

Kepala Desa Ngadirejo, Bapak Musroni, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kontribusi mahasiswa KKN UM. Dalam sambutannya, Musroni menyatakan bahwa program ini sangat membantu warga dalam menghadapi tantangan zaman. “Program ini sangat bermanfaat bagi warga kami, terutama dalam menghadapi tantangan di era digital dan perubahan iklim. Semoga ilmu yang telah diberikan oleh mahasiswa bisa terus diterapkan oleh masyarakat,” kata Musroni.

Musroni juga berharap bahwa program ini tidak hanya berhenti pada berakhirnya masa KKN, tetapi menjadi titik awal bagi desa Ngadirejo untuk terus berinovasi dalam meningkatkan kesejahteraan warganya melalui teknologi.

Ucapan Terima Kasih dari Ketua Kelompok KKN

David Satria Alamsyah, Ketua Kelompok KKN, mengucapkan terima kasih atas sambutan yang luar biasa dari warga Desa Ngadirejo. “Kami sangat berterima kasih atas sambutan hangat dan kerja sama dari masyarakat Ngadirejo selama program ini berlangsung. Semoga apa yang telah kami lakukan dapat memberikan manfaat jangka panjang, terutama dalam meningkatkan keterampilan digital dan efisiensi pertanian,” kata David. Ia juga menambahkan bahwa pengalaman ini sangat berarti bagi mahasiswa KKN, karena mereka tidak hanya belajar mengenai pengabdian, tetapi juga bagaimana berinteraksi dan bekerja sama dengan masyarakat.

Penutupan dan Harapan untuk Kolaborasi Berkelanjutan

Penutupan acara ditandai dengan penyerahan cendera mata dan piagam penghargaan dari kelompok KKN kepada pihak desa sebagai bentuk apresiasi atas kerja sama yang terjalin dengan baik. Suasana akrab terlihat saat acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan ramah tamah antara mahasiswa dan warga desa.

KKN di Desa Ngadirejo ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan teknologi digital dan IoT untuk mendukung kesejahteraan masyarakat. Dengan semangat kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat, Universitas Negeri Malang berharap dapat menciptakan perubahan positif yang terus berkembang, menjadikan Desa Ngadirejo sebagai contoh desa yang memanfaatkan teknologi untuk kualitas hidup yang lebih baik.

Program ini membuktikan bahwa kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dapat membawa dampak nyata dalam kehidupan sehari-hari. Di masa mendatang, diharapkan mahasiswa UM dapat terus melaksanakan kegiatan serupa di wilayah-wilayah lainnya, sehingga inovasi teknologi dan peningkatan literasi digital dapat dirasakan manfaatnya oleh lebih banyak masyarakat di seluruh Indonesia.

Continue Reading

Beranda

Jelajahi Beasiswa S1-S2 di 5 Negara Paling Bahagia Tunjangan Besar Menanti!

Published

on

By

Pendidikan adalah salah satu kunci untuk membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik. Namun, biaya pendidikan yang tinggi seringkali menjadi penghalang bagi banyak orang untuk mengejar impian mereka. Untungnya, berbagai negara menawarkan program beasiswa yang tidak hanya membantu mahasiswa dalam hal pembiayaan, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang luar biasa. Dalam artikel ini, kita akan jelajahi beasiswa S1-S2 di lima negara paling bahagia di dunia yang menyediakan tunjangan besar untuk membantu mahasiswa internasional meraih pendidikan berkualitas.

1. Finlandia: Finland Scholarship

Finlandia, yang dikenal sebagai salah satu negara paling bahagia di dunia, menawarkan Finland Scholarship bagi mahasiswa internasional. Beasiswa ini dirancang untuk menarik pelajar berbakat dari seluruh dunia untuk belajar di universitas-universitas terkemuka di Finlandia. Beasiswa ini mencakup biaya kuliah dan tunjangan hidup yang cukup untuk mendukung mahasiswa selama masa studi mereka. Mahasiswa yang terpilih tidak hanya mendapatkan akses ke pendidikan berkualitas tinggi, tetapi juga kesempatan untuk merasakan budaya Finlandia yang unik. Dengan sistem pendidikan yang inovatif dan lingkungan belajar yang inklusif, Finlandia menjadi tempat yang ideal untuk mengembangkan potensi diri.

2. Denmark: Beasiswa untuk Mahasiswa Internasional

Denmark terkenal dengan kualitas hidup yang tinggi dan pendidikan yang sangat baik. Pemerintah Denmark menyediakan berbagai beasiswa untuk mahasiswa internasional, termasuk beasiswa dari universitas-universitas tertentu. Beasiswa ini sering kali mencakup biaya kuliah dan tunjangan hidup yang cukup besar, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk fokus pada studi mereka tanpa khawatir tentang masalah keuangan. Mahasiswa di Denmark juga memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam program-program pertukaran budaya dan kerja sama internasional, meningkatkan pengalaman belajar mereka. Dengan lingkungan yang mendukung dan fasilitas yang modern, Denmark adalah pilihan yang sangat menarik bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studi S1 atau S2.

3. Swedia: Swedish Institute Scholarships

Swedia menawarkan Swedish Institute Scholarships yang ditujukan bagi mahasiswa internasional yang ingin belajar di universitas-universitas terkemuka di negara ini. Beasiswa ini mencakup biaya kuliah, tunjangan hidup, dan asuransi kesehatan. Dengan fokus pada inovasi dan penelitian, Swedia menyediakan lingkungan akademis yang dinamis dan kolaboratif. Mahasiswa yang menerima beasiswa ini tidak hanya mendapatkan dukungan finansial, tetapi juga bergabung dengan komunitas global yang beragam. Swedia dikenal dengan pendekatan pendidikan yang egaliter, dan mahasiswa diharapkan untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi dan proyek-proyek penelitian. Ini membuat pengalaman belajar di Swedia sangat berharga dan memuaskan.

4. Norwegia: Beasiswa Norwegia untuk Mahasiswa Internasional

Norwegia menawarkan pendidikan tinggi gratis bagi mahasiswa internasional di semua universitas negeri. Meskipun biaya hidup di Norwegia tergolong tinggi, berbagai beasiswa tersedia untuk membantu mahasiswa menutupi biaya tersebut. Beasiswa Norwegia untuk mahasiswa internasional mencakup tunjangan hidup yang signifikan, memungkinkan mahasiswa untuk fokus pada studi mereka dan menikmati keindahan alam Norwegia. Dengan sistem pendidikan yang berkualitas tinggi dan penelitian yang inovatif, Norwegia menjadi tempat yang sangat menarik untuk melanjutkan studi S1 atau S2. Mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk menjelajahi budaya Norwegia yang kaya dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial.

5. Belanda: Orange Tulip Scholarship

Belanda dikenal dengan sistem pendidikan yang kompetitif dan beragam program studi yang ditawarkan dalam bahasa Inggris. Orange Tulip Scholarship adalah salah satu program beasiswa yang ditawarkan kepada mahasiswa internasional, yang mencakup biaya kuliah dan tunjangan hidup yang besar. Beasiswa ini bertujuan untuk menarik mahasiswa berbakat dari negara-negara tertentu untuk belajar di Belanda. Mahasiswa yang terpilih untuk mendapatkan beasiswa ini akan memiliki kesempatan untuk belajar di universitas-universitas terkemuka dan terlibat dalam lingkungan akademis yang inklusif. Belanda juga menawarkan banyak kegiatan budaya dan sosial yang dapat memperkaya pengalaman belajar mahasiswa.

Continue Reading

Beranda

BCA Berikan Beasiswa dan Pelatihan untuk Generasi Z

Published

on

By

Di tengah tantangan yang dihadapi oleh generasi Z, terutama dalam hal pengangguran dan kesenjangan keterampilan, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengambil langkah inovatif dengan meluncurkan program beasiswa dan pelatihan. Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan generasi muda Indonesia agar dapat bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif dan memenuhi tuntutan pasar yang terus berkembang. Artikel ini akan membahas latar belakang masalah pengangguran di kalangan generasi Z, tujuan dan manfaat dari program BCA, serta dampak yang diharapkan dari inisiatif ini.

1. Latar Belakang: Pengangguran di Kalangan Generasi Z

Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, kini memasuki dunia kerja dalam jumlah yang signifikan. Namun, mereka menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal pengangguran. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi, dengan banyak lulusan muda yang kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap masalah ini antara lain:

  • Kesenjangan Keterampilan: Banyak lulusan tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Keterampilan teknis dan soft skills yang relevan sering kali tidak diajarkan secara memadai di lembaga pendidikan formal.
  • Persaingan yang Ketat: Dengan semakin banyaknya lulusan baru setiap tahun, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan menjadi semakin ketat. Banyak perusahaan mencari kandidat dengan pengalaman kerja yang relevan, sementara banyak lulusan baru tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengalaman tersebut.
  • Dampak Pandemi: Pandemi COVID-19 telah memperburuk situasi ini, dengan banyak perusahaan yang mengurangi tenaga kerja atau bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini membuat pasar kerja semakin sulit diakses bagi generasi muda.

2. Tujuan dan Manfaat Program Beasiswa dan Pelatihan BCA

Menanggapi tantangan ini, BCA meluncurkan program beasiswa dan pelatihan yang bertujuan untuk:

a. Meningkatkan Akses Pendidikan

Program ini memberikan kesempatan kepada generasi Z untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik tanpa beban biaya. Dengan menyediakan beasiswa, BCA berharap dapat membantu siswa-siswa berprestasi yang mungkin mengalami kendala finansial dalam melanjutkan pendidikan mereka.

b. Mengembangkan Keterampilan yang Relevan

Melalui pelatihan yang terstruktur, peserta program akan mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Pelatihan ini mencakup berbagai bidang, seperti teknologi informasi, manajemen, pemasaran digital, dan keterampilan interpersonal. Dengan keterampilan yang sesuai, diharapkan lulusan dapat lebih siap memasuki pasar kerja.

c. Membangun Jaringan Profesional

Program ini juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk terhubung dengan profesional di industri terkait. Melalui sesi mentoring dan networking, peserta dapat membangun relasi yang berharga, yang dapat membantu mereka dalam pencarian kerja di masa depan.

d. Mendorong Kemandirian Ekonomi

Dengan meningkatkan peluang kerja bagi generasi Z, program ini berkontribusi pada kemandirian ekonomi mereka. Generasi muda yang memiliki akses ke pendidikan dan pelatihan yang baik dapat lebih mudah menemukan pekerjaan yang memadai dan berkontribusi pada perekonomian negara.

3. Dampak yang Diharapkan

Melalui inisiatif beasiswa dan pelatihan ini, BCA berharap dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi generasi Z dan masyarakat luas. Beberapa dampak yang diharapkan meliputi:

  • Penurunan Tingkat Pengangguran: Dengan memberikan akses pendidikan dan keterampilan, diharapkan angka pengangguran di kalangan generasi Z dapat menurun. Lulusan yang terlatih akan memiliki peluang lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
  • Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia: Program ini berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Dengan keterampilan yang lebih baik, generasi muda akan mampu bersaing di pasar global dan memenuhi tuntutan industri.
  • Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan: Dengan mengurangi pengangguran dan meningkatkan keterampilan, program ini berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Generasi Z yang mandiri secara ekonomi akan membantu meningkatkan daya beli dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Continue Reading

Beranda

DPR Minta Mendikdasmen Hati-hati Ubah Kebijakan Pendidikan

Published

on

By

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mendapat peringatan dari para anggota Komisi X DPR untuk bersikap hati-hati selama masa transisi dari kepemimpinan sebelumnya yang dipegang oleh Nadiem Makarim. Para anggota Komisi X menggarisbawahi bahwa setiap perubahan kebijakan pendidikan yang dilakukan akan langsung mempengaruhi masa depan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, kebijakan pendidikan harus diambil dengan sangat hati-hati, melalui kajian mendalam dan konsultasi dengan berbagai pihak terkait.

Dalam rapat kerja yang berlangsung di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2024), sejumlah anggota Komisi X DPR menyampaikan saran dan pandangan mereka kepada Abdul Mu’ti. Anggota Komisi X dari Fraksi PDI Perjuangan, Sofyan Tan, menyatakan kekhawatirannya setelah melihat kabar di media sosial bahwa ada rencana perubahan kurikulum, padahal Kurikulum Merdeka baru saja diterapkan sebagai kurikulum nasional. Menurut Sofyan, kurikulum ini “seumur jagung” dan belum sepenuhnya dievaluasi dampaknya. Ia mengingatkan agar jangan sampai muncul persepsi di masyarakat bahwa setiap pergantian menteri selalu disertai dengan perubahan kebijakan atau kurikulum, karena hal itu akan membingungkan dan mengganggu stabilitas pendidikan.

Penetapan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, yang berlaku sejak Maret 2024. Lebih dari 300.000 satuan pendidikan di Indonesia kini telah menerapkan kurikulum ini. Sofyan mengingatkan, “Jangan muncul pemeo setiap ganti menteri adalah penggantian kebijakan atau kurikulum. Hal-hal yang baik harus diteruskan. Saya percaya perubahan itu penting, tetapi kita jangan terus-menerus melakukan perubahan kurikulum.”

Dampak Perubahan Kurikulum bagi Guru dan Kualitas Pendidikan

Menurut Sofyan, setiap perubahan kurikulum mengharuskan lebih dari 3 juta guru di seluruh Indonesia untuk kembali mempelajari kurikulum baru. Ini menjadi beban tambahan bagi para guru, yang kesejahteraannya masih menjadi perhatian. Di sisi lain, perubahan kurikulum yang terlalu sering juga bisa berdampak pada kualitas pendidikan peserta didik, yang ujungnya malah mengorbankan masa depan mereka.

Anggota Komisi X dari Fraksi Gerindra, Ali Zamroni, turut menambahkan bahwa Abdul Mu’ti sebaiknya mengkaji secara mendalam wacana penerapan kembali ujian nasional (UN). Ia menyarankan agar menteri lebih sering berkomunikasi dengan Komisi X sebagai wakil rakyat di bidang pendidikan sebelum mengambil keputusan terkait kebijakan besar. “Mohon ini jangan terlalu gegabah, ini harus dikaji secara mendalam. Masa kita harus kembali dari nol? Tapi saya hormati kebijakan Mas Menteri Mu’ti yang akan melakukan perubahan kebijakan pendidikan,” ujarnya.

Ratih Megasari Singkarru, anggota Komisi X dari Fraksi Nasdem, berharap agar Abdul Mu’ti dapat memperjuangkan agar anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan bisa kembali dikelola oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Selama ini, anggaran tersebut berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang terkadang menghambat upaya pemerataan pendidikan di berbagai daerah. Ratih menekankan bahwa peningkatan pendidikan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) masih membutuhkan perhatian, baik dari segi sarana fisik maupun akses internet dan prasarana lainnya. “Kami di Komisi X sering merasa tidak bisa berbuat banyak ketika kembali ke dapil masing-masing, terutama saat masyarakat menanyakan soal ini,” kata Ratih.

Ratih juga menyoroti pentingnya penguatan bahasa Indonesia di daerah pelosok, terutama di daerah 3T, di mana banyak pelajar yang masih belum fasih berbahasa Indonesia. Selain itu, distribusi guru juga perlu diperluas agar ada pemerataan pendidikan di seluruh pelosok negeri. Ratih juga meminta agar Kemendikdasmen dapat mengatasi ketertinggalan belajar akibat pandemi Covid-19, yang masih terasa dampaknya hingga saat ini. Ini tercermin dalam skor Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia yang semakin menurun, dari skor 397 pada 2015 menjadi 359 pada 2022. Skor bidang matematika menurun dari 386 menjadi 366, sementara sains menurun dari 403 menjadi 383.

Abdul Mu’ti Akan Menjaring Aspirasi dari Berbagai Pihak

Menanggapi berbagai masukan tersebut, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa semua rencana perubahan di dunia pendidikan masih dalam tahap gagasan awal. Ia menyatakan akan terlebih dahulu menjaring aspirasi dari berbagai pemangku kepentingan pendidikan, mulai dari guru, kepala sekolah, pemerintah daerah, hingga murid, sebelum memutuskan arah kebijakan pendidikan. Dalam waktu dekat, ia berencana untuk mengumpulkan seluruh kepala dinas pendidikan dari berbagai daerah untuk berdiskusi tentang masa depan pendidikan Indonesia pada 11 November mendatang. Abdul Mu’ti menyebutkan bahwa kebijakan yang baik akan dipertahankan, sementara yang masih perlu perbaikan akan disempurnakan. “Jadi, yang baik-baik akan kita terus pertahankan, tetapi yang belum tentu harus kita sempurnakan. Kalau sama semua, untuk apa menterinya baru?” ujarnya.

Ketua Komisi X, Hetifah Sjaifudian, juga memberikan saran agar dalam setiap pengambilan kebijakan pendidikan, menteri seyogianya berpedoman pada ketentuan perundang-undangan, melalui kajian yang komprehensif serta evaluasi dari kebijakan sebelumnya. Hetifah mengingatkan bahwa anggaran pendidikan yang besar, yaitu 20 persen dari APBN, harus digunakan secara efektif untuk mencerdaskan bangsa sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. “Saya harap, dalam menyusun program, nantinya sesuai dengan undang-undang. Kami ingatkan ini, Pak, sebelumnya peraturan menteri yang lalu banyak yang tidak sesuai, harus segera dievaluasi,” tegas Hetifah.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 samarauniversity.com